Budidaya Tanaman Cabai Rawit
Halo Sobat Desa, tanaman cabai rawit adalah salah satu jenis tanaman yang cukup popular di Indonesia. Selain digunakan sebagai bahan masakan, cabai rawit juga diolah menjadi bumbu penyedap makanan dan bahan obat tradisional. Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan cabai rawit semakin meningkat dan hal ini memberikan peluang bagi petani untuk membudidayakan tanaman ini.
Budidaya cabai rawit tidak memerlukan lahan yang luas. Tanaman ini bisa ditanam di halaman belakang rumah, pekarangan, atau di lahan yang sempit. Sehingga, budidaya cabai rawit bisa dilakukan oleh siapapun tanpa perlu memikirkan masalah lahan yang besar.
Selain itu, cabai rawit sendiri termasuk jenis tanaman yang mudah tumbuh dan dapat beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan. Namun, perlu diingat bahwa cabai rawit membutuhkan perawatan yang ekstra ketat untuk tetap tumbuh optimal dan menghasilkan buah dengan kualitas yang baik.
Dalam melakukan budidaya cabai rawit, perlu dipilih bibit unggul dan jenis yang cocok dengan kondisi lingkungan di tempat Anda tinggal. Selain itu, menjaga kelembapan tanah, penyiraman, pemupukan yang tepat, serta pencegahan hama dan penyakit juga menjadi kunci keberhasilan dalam budidaya cabai rawit.
Demikianlah pembahasan singkat mengenai budidaya cabai rawit. Dengan harapan, tulisan ini dapat membantu Sobat Desa untuk memulai budidaya tanaman ini dengan tepat dan mudah mendapatkan hasil yang optimal.
Latar Belakang: Budidaya Tanaman Cabai Rawit
Tanaman cabai rawit adalah tanaman yang populer di Indonesia dan sering digunakan sebagai bahan bumbu masakan. Tanaman ini termasuk dalam keluarga solanaceae yang memiliki nama latin Capsicum frutescens. Tanaman cabai rawit memiliki ciri khas yaitu buahnya yang kecil dan pedas.
Banyak petani di Indonesia mengembangkan budidaya tanaman cabai rawit karena permintaan bumbu cabai rawit yang tinggi di pasaran. Selain itu, budidaya tanaman cabai rawit juga dipercaya mampu memberikan keuntungan yang cukup besar bagi para petani.
Tumbuh dengan baik di daerah tropis, tanaman cabai rawit membutuhkan sinar matahari yang cukup dan media tanam yang subur. Untuk menghasilkan tanaman yang produktif, petani perlu memperhatikan pemilihan bibit yang berkualitas serta perawatan yang baik.
Seiring dengan perkembangan zaman, budidaya tanaman cabai rawit semakin modern dengan diterapkannya teknologi dalam penggunaan pupuk dan pestisida yang lebih ramah lingkungan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan hasil panen yang lebih optimal dan sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem.
Selain itu, budidaya tanaman cabai rawit juga memberikan dampak ekonomi yang positif untuk Indonesia. Ekspor bumbu cabai rawit ke berbagai negara menjadi salah satu sumber penerimaan devisa negara yang cukup signifikan.
Dengan potensi yang besar dan permintaan yang terus meningkat, budidaya tanaman cabai rawit menjadi salah satu pilihan yang menarik bagi para petani di Indonesia.
Budidaya Tanaman Cabai Rawit: Penjelasan dan Tips
Budidaya tanaman cabai rawit menjadi salah satu pilihan banyak petani maupun hobiis tanaman. Selain cabai rawit sangat populer di pasar, harganya yang relatif tinggi membuat budidaya cabai rawit menjadi semakin menarik untuk dijalankan.
Agar hasilnya maksimal, perlu diperhatikan beberapa hal dalam budidaya tanaman cabai rawit. Pertama, pemilihan bibit yang baik menjadi hal yang sangat penting. Pastikan bibit yang dipilih adalah bibit unggul yang sudah melalui proses seleksi. Selain itu, pemilihan media tanam dan perawatan tanaman juga memegang peranan penting dalam membantu pertumbuhan tanaman cabai rawit.
Jangan lupa untuk memastikan tanaman cabai rawit selalu mendapat paparan sinar matahari yang cukup selama satu hari penuh. Selain itu, pastikan tanaman mendapatkan nutrisi dan air dalam jumlah yang cukup. Sebaiknya digunakan pupuk yang mengandung unsur nitrogen, fosfor, dan kalium serta menyiram tanaman secara teratur, terutama saat cuaca sedang panas.
Selain itu, juga sebaiknya memeriksa kondisi tanaman secara berkala untuk mencegah dan mengatasi penyakit dan hama tanaman. Jangan lupa untuk melakukan tindakan pencegahan dan mengambil langkah penyembuhan yang tepat bila ditemukan kondisi yang tidak normal pada tanaman.
Dalam budidaya tanaman cabai rawit, dibutuhkan ketekunan dan konsistensi dalam merawat tanaman agar dapat menghasilkan buah cabai rawit yang berkualitas dan memuaskan. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, diharapkan dapat membantu Anda dalam meraih hasil panen yang optimal.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Budidaya Tanaman Cabai Rawit
Read more:
- Budidaya Padi Sawah Metode SRI: Teknik Bertani Yang Hemat Biaya
- Budidaya Kuda Laut: Petunjuk Praktis dan Tips Sukses
- Budidaya Melon Pertiwi Anvi: Tips dan Trik Sukses
Tanaman cabai rawit menjadi salah satu tanaman hortikultura yang cukup diminati oleh para petani. Selain karena permintaan akan hasil panen yang tinggi, cabai rawit juga memiliki harga jual yang tergolong tinggi di pasaran. Akan tetapi, dalam budidaya tanaman cabai rawit terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi hasil panen yang harus diperhatikan oleh para petani.
Pertama, faktor cuaca menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi hasil budidaya tanaman cabai rawit. Cuaca yang terlalu panas atau terlalu hujan dapat mengakibatkan rusaknya bunga, kembang, dan buah pada tanaman ini. Sehingga, perlu diketahui cuaca yang tepat bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai rawit.
Kedua, faktor pupuk juga menjadi faktor yang sangat penting dalam budidaya tanaman cabai rawit. Pemupukan yang kurang atau berlebihan akan mengakibatkan tanaman tidak optimal dalam menghasilkan panen. Oleh karena itu, pemupukan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan tanah dan tanaman harus diperhatikan agar hasil yang dihasilkan maksimal.
Ketiga, faktor penyiraman atau pengairan juga sangat penting dalam budidaya tanaman cabai rawit. Penyiraman yang kurang atau berlebihan akan mempengaruhi hasil dan kualitas pada tanaman cabai rawit. Penting untuk mengetahui kebutuhan air pada tanaman cabai rawit agar hasil yang dihasilkan dapat maksimal.
Keempat, faktor pengendalian hama dan penyakit juga sangat penting dalam budidaya tanaman cabai rawit. Penanggulangan hama dan penyakit pada tanaman cabai rawit harus dilakukan sesuai dengan tingkat keparahan serangan. Penggunaan bahan kimia harus tepat dan memperhatikan waktu penggunaan agar tidak berdampak buruk bagi kesehatan tanaman dan lingkungan sekitarnya.
Dalam kesimpulannya, faktor-faktor seperti cuaca, pupuk, penyiraman, dan pengendalian hama dan penyakit harus diperhatikan oleh para petani agar hasil budidaya tanaman cabai rawit dapat maksimal. Bagi petani yang ingin mencoba budidaya tanaman cabai rawit sebaiknya memperhatikan faktor-faktor tersebut untuk menghasilkan panen yang optimal.
Persiapan Lahan atau Wadah: Budidaya Tanaman Cabai Rawit
Tanaman cabai rawit merupakan salah satu jenis tanaman yang cukup digemari di Indonesia. Cabai rawit dapat tumbuh subur pada berbagai jenis tanah, mulai dari tanah yang subur hingga tanah yang berbatu. Sebelum memulai budidaya tanaman cabai rawit, langkah pertama yang harus dilakukan adalah persiapan lahan atau wadah yang baik dan benar.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memilih jenis lahan atau wadah yang sesuai dengan karakteristik cabai rawit. Tanah yang subur, memiliki kadar pH yang netral, dan mendapatkan paparan sinar matahari yang cukup merupakan faktor utama yang harus diperhatikan dalam memilih lahan. Sedangkan untuk wadah, pastikan wadah terbuat dari bahan yang kuat dan dapat menahan pertumbuhan akar cabai rawit secara maksimal.
Setelah memilih jenis lahan atau wadah yang sesuai, langkah selanjutnya adalah melakukan proses persiapan lahan atau wadah. Proses ini dapat dilakukan dengan membuang material-material tidak bermanfaat seperti batu dan rumput liar. Selain itu, pastikan lahan atau wadah sudah dicangkul hingga kedalaman minimal 20cm sehingga akar cabai rawit dapat menjangkau nutrisi secara maksimal.
Langkah terakhir yang dilakukan adalah membuat bedengan dan lubang tanam yang sesuai dengan jarak tanam cabai rawit. Jarak tanam yang disarankan adalah 50-60cm untuk lahan dan 30-40cm untuk wadah. Kemudian, campurkan pupuk kandang dengan tanah atau media tanam yang akan digunakan. Pastikan juga untuk menyiram media tanam dengan air bersih dan biarkan selama seminggu sebelum melakukan proses penanaman.
Dengan melakukan persiapan lahan atau wadah dengan baik, diharapkan budidaya tanaman cabai rawit dapat memberikan hasil yang optimal. Selain itu, pastikan juga melakukan perawatan seperti penyiraman dan pemupukan secara rutin agar cabai rawit dapat tumbuh subur dan sehat.
Pemilihan Bibit atau Benih Budidaya Tanaman Cabai Rawit
Budidaya cabai rawit membutuhkan bibit atau benih yang berkualitas dan benar-benar berasal dari varietas yang memiliki sumber daya genetik yang baik. Hal tersebut penting, supaya tanaman cabai rawit yang tumbuh menjadi sehat dan produktif.
Sebelum memutuskan untuk menanam cabai rawit, sebaiknya petani memeriksa bibit atau benih yang akan digunakan. Petani dapat memilih bibit atau benih yang berasal dari tanaman cabai rawit dengan produktivitas yang tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit, dan memiliki postur yang baik. Dengan memilih bibit atau benih yang demikian, maka petani dapat meningkatkan kemungkinan memperoleh hasil yang baik pada saat panen.
Selain itu, bibit atau benih cabai rawit yang berkualitas juga harus bebas dari virus dan penyakit. Bibit atau benih yang terinfeksi virus atau penyakit dapat membuat tanaman cabai rawit tumbuh stunted dan gagal panen sehingga menimbulkan kerugian. Karena itu, petani harus memperoleh informasi yang cukup tentang bibit atau benih yang baik untuk budidaya cabai rawit.
Bibit atau benih dari hasil persilangan atau kawin silang juga tidak disarankan karena dapat menurunkan kualitas genetik cabai rawit. Sehingga, bibit atau benih dari hasil persilangan atau kawin silang tidak cocok untuk digunakan dalam produksi cabai rawit komersial.
Sebagai kesimpulan, pemilihan bibit atau benih yang berkualitas dalam budidaya cabai rawit sangat penting agar tanaman tumbuh sehat, produktif dan menghasilkan buah yang berkualitas. Petani harus memperoleh informasi yang cukup tentang bibit atau benih cabai rawit yang berkualitas dan bebas dari penyakit serta harus dapat membedakan antara benih asli dengan hasil persilangan.
Pembibitan atau Penyemaian Budidaya Tanaman Cabai Rawit
Pendahuluan:
Cabai rawit adalah salah satu tanaman yang sangat populer di Indonesia, digunakan untuk menambah rasa pedas dalam makanan. Untuk menanam cabai rawit yang berkualitas, penting untuk memulai dengan pembibitan atau penyemaian yang tepat.
Persiapan Benih:
Pertama-tama, pilihlah benih yang berkualitas untuk memastikan pertumbuhan tanaman yang sehat. Jangan lupa untuk berkonsultasi dengan ahli pertanian untuk mendapatkan rekomendasi jenis benih yang cocok untuk wilayah tempat tinggal Anda.
Metode Penyemaian:
Cabai rawit dapat ditanam melalui beberapa metode, salah satunya adalah penyemaian langsung di tanah. Namun, untuk memastikan hasil yang optimal, sebaiknya menggunakan teknik penyemaian di surat kemasan kecil yang diisi dengan tanah subur dan pupuk organik. Kemudian lubangi tas kecil tadi dengan jari tangan dan letakkan satu biji benih di tiap lubang kemudian tutup dengan tanah dan siram hingga lembab.
Perawatan Tanaman:
Setelah benih ditanam, pastikan tanah selalu lembab tetapi tidak terlalu basah. Membersihkan hama dan gulma di tanah juga harus dilakukan secara teratur, untuk memastikan tanaman tumbuh dengan sehat dan subur. Jangan lupa pula untuk memberi pupuk secara teratur dan membuat penopang tanaman yang kokoh, agar cabai rawit tumbuh dengan baik.
Kesimpulan:
Pembibitan atau penyemaian adalah tahap awal yang sangat penting dalam budidaya tanaman cabai rawit. Teknik yang tepat akan membantu tanaman tumbuh subur dan sehat, dan menghasilkan panen cabai rawit yang berkualitas. Dengan memperhatikan setiap tahap perawatan, Anda akan bisa menikmati hasil panen yang memuaskan.
Perawatan Budidaya Tanaman Cabai Rawit
Tanaman cabai rawit memiliki nilai ekonomi yang tinggi, sehingga banyak petani yang mengembangkan budidaya tanaman ini. Salah satu faktor penting dalam budidaya tanaman cabai rawit adalah perawatan yang baik.
Pemilihan Lokasi dan Media Tanam
Tanaman cabai rawit membutuhkan sinar matahari yang cukup dan tanah yang subur. Pastikan pemilihan lokasi budidaya tanaman cabai rawit yang memenuhi ini. Pilih media tanam yang cukup subur dan bisa menahan air dengan baik. Media tanam yang baik akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman cabai rawit beserta hasil panennya.
Penyiraman
Penyiraman tanaman cabai rawit perlu dilakukan secara teratur dan cukup. Jangan sampai tanaman terlalu kering atau terlalu basah. Sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari untuk menjaga kelembaban tanah dan tidak mengganggu nitrat yang dihasilkan oleh pemupukan.
Pemupukan
Tambahkan pupuk yang dibutuhkan tanaman cabai rawit agar pertumbuhannya optimal dan hasil panen menjadi maksimal. Pupuk organik atau pupuk buatan bisa dipilih sesuai dengan kondisi media tanam dan sumber daya petani.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman cabai rawit perlu dilakukan sejak awal penanaman. Pilihlah pestisida yang aman dan sesuai untuk tanaman cabai rawit, serta jangan lupa melakukan pembersihan area sekitar tanaman untuk mencegah perkembangan hama dan penyakit.
Dengan perawatan yang baik, budidaya tanaman cabai rawit akan membuahkan hasil yang melimpah. Selamat mencoba!
Pengendalian Hama dan Penyakit: Budidaya Tanaman Cabai Rawit
Tanaman cabai rawit sangat rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Oleh karena itu, pengendalian hama dan penyakit menjadi faktor penting dalam budidaya cabai rawit yang sehat dan sukses. Ada beberapa cara pengendalian hama dan penyakit yang dapat dilakukan, mulai dari penggunaan pestisida kimia hingga pengendalian alami.
Salah satu cara pengendalian hama dan penyakit yang paling umum adalah dengan menggunakan pestisida kimia. Namun, penggunaan bahan kimia ini harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Penggunaan pestisida kimia yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, dan bahkan berdampak buruk pada kualitas dan keamanan produk.
Alternatif lain untuk pengendalian hama dan penyakit adalah dengan menggunakan pengendalian alami. Salah satu contohnya adalah dengan mengusir serangga pengganggu menggunakan tanaman yang memiliki aroma yang kuat, seperti serai atau daun mint. Selain itu, tanaman predator seperti kumbang penggerek telur juga dapat digunakan untuk membasmi ulat penggerek pada tanaman cabai rawit.
Selain pengendalian hama dan penyakit, pemilihan bibit yang baik dan benar juga dapat membantu mencegah serangan hama dan penyakit pada tanaman cabai rawit. Pemilihan bibit yang baik akan menghasilkan tanaman yang lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit, sehingga pengendalian dapat dilakukan dengan lebih efektif.
Secara keseluruhan, pengendalian hama dan penyakit pada budidaya tanaman cabai rawit sangat penting untuk mendapatkan hasil panen yang baik dan sehat. Pilihan metode pengendalian yang tepat akan membantu meminimalkan kerusakan lingkungan dan menjaga kualitas hasil panen. Oleh karena itu, petani harus selalu memperhatikan faktor pengendalian hama dan penyakit dalam proses budidaya cabai rawit mereka.
Panen dan Pascapanen: Budidaya Tanaman Cabai Rawit
Tanaman cabai rawit adalah salah satu jenis tanaman hortikultura yang populer di Indonesia. Selain dapat menjadi bahan masakan, cabai rawit juga memiliki nilai komersial yang tinggi. Untuk menghasilkan hasil panen yang maksimal, petani perlu memperhatikan beberapa faktor penting terkait panen dan pascapanen pada budidaya tanaman cabai rawit.
Persiapan Panen
Sebelum melakukan panen, petani perlu memeriksa kesiapan tanaman. Pada umumnya, cabai rawit siap dipanen setelah berumur sekitar 2-3 bulan setelah tanam. Pastikan cabai rawit telah mencapai ukuran yang diinginkan dan memiliki warna yang khas, yaitu merah atau hijau gelap. Selain itu, pastikan panen dilakukan di pagi atau sore hari ketika suhu udara lebih dingin dan kelembaban udara sedikit lebih tinggi.
Teknik Panen
Teknik panen yang dilakukan pada cabai rawit adalah dengan memetik buah secara perlahan hingga bisa lepas dari tangkainya. Pastikan untuk tidak merobek atau merusak tanaman saat memetik cabai. Setelah dipanen, cabai rawit dapat dicuci dan dikeringkan terlebih dahulu sebelum disimpan atau dijual.
Pascapanen
Pada tahap pascapanen, petani perlu memperhatikan teknik penyimpanan agar hasil panen dapat bertahan lama dan dapat dijual dengan harga yang baik. Pastikan untuk menyortir cabai rawit yang sehat dan bermutu baik. Jangan simpan cabai yang sudah busuk atau rusak, karena bisa mempengaruhi mutu cabai yang lainnya. Selain itu, simpan cabai pada tempat yang bersih dan kering, serta jauh dari serangga atau hama.
Dalam budidaya tanaman cabai rawit, panen dan pascapanen bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan kesabaran dan ketelitian dalam melakukan teknik-teknik panen dan pascapanen yang tepat. Dengan melakukan hal tersebut, diharapkan hasil panen dapat optimal dan petani dapat memperoleh keuntungan yang baik.
Keuntungan dan Manfaat dari Budidaya Tanaman Cabai Rawit
Budidaya tanaman cabai rawit dapat memberikan banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Selain untuk memenuhi kebutuhan bahan makanan sehari-hari, masih ada keuntungan atau manfaat lain dari budidaya cabai rawit.
Meningkatkan Kesehatan
Cabai rawit mengandung capsaicin yang dapat merangsang pelepasan endorfin dan dopamin dalam otak, sehingga dapat meningkatkan mood serta mengurangi stres. Selain itu, cabai rawit juga mengandung vitamin C dan antioksidan yang bermanfaat untuk menjaga kekebalan tubuh.
Meningkatkan Pendapatan dan Perekonomian
Budidaya cabai rawit dapat menjadi peluang bisnis yang menguntungkan bagi para petani. Pasar cabai rawit sangat luas, dan permintaannya terus meningkat setiap tahun. Selain itu, cabai rawit juga dapat dijual dalam bentuk olahan seperti saus cabai, pasta cabai, atau bumbu masak lainnya.
Menghemat Pengeluaran Bahan Makanan
Dengan menanam cabai rawit di pekarangan rumah atau kebun, kita dapat menghemat pengeluaran untuk membeli bahan makanan seperti bumbu dapur, atau bahkan dapat menjadi sumber tambahan untuk menyediakan makanan di rumah.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa budidaya tanaman cabai rawit memiliki banyak manfaat dan keuntungan. Mulai dari meningkatkan kesehatan, perekonomian, hingga dapat menghemat pengeluaran bahan makanan.
Tantangan dan Kekurangan dari Budidaya Tanaman Cabai Rawit
Tanaman cabai rawit merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura yang cukup diminati oleh para petani di Indonesia. Namun, seperti halnya semua jenis tanaman, budidaya cabai rawit juga memiliki tantangan dan kekurangan tersendiri.
Salah satu tantangan yang dihadapi dalam budidaya cabai rawit adalah ketersediaan air. Tanaman ini membutuhkan air yang cukup untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Namun, di masa kemarau, ketersediaan air bisa menjadi terbatas sehingga petani perlu melakukan pengaturan yang baik dalam pemberian air kepada tanaman.
Selain itu, kekurangan lahan yang tersedia juga bisa menjadi tantangan dalam budidaya cabai rawit. Kebutuhan lahan untuk menanam cabai rawit cukup besar karena tanaman ini membutuhkan ruang yang cukup untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Jika lahan terbatas, petani harus bisa melakukan inovasi dalam menanam cabai rawit, misalnya dengan memanfaatkan lahan pekarangan rumah.
Kekurangan dalam penanganan hama dan penyakit juga bisa menjadi tantangan dalam budidaya cabai rawit. Tanaman ini rentan terhadap serangan hama seperti belalang, ulat, maupun kutu yang bisa merusak tanaman secara keseluruhan. Oleh karena itu, petani perlu melakukan tindakan preventif untuk menghindari serangan tersebut dengan cara menyemprotkan pestisida.
Demikianlah beberapa tantangan dan kekurangan yang perlu diperhatikan dalam budidaya cabai rawit. Meskipun demikian, dengan melakukan langkah-langkah yang tepat dan bijak dalam mengatasi tantangan tersebut, dapat membantu meningkatkan produktivitas dan kualitas panen cabai rawit yang dihasilkan.
Kesimpulan: Membudidayakan Cabai Rawit
Budidaya cabai rawit memang memerlukan usaha dan ketekunan. Namun, hasilnya sangat memuaskan. Selain memberikan keuntungan finansial, budidaya cabai rawit juga memberikan manfaat kesehatan bagi kita dan orang lain.
Dengan memulai budidaya cabai rawit, kita dapat berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan cabai rawit di pasar lokal maupun nasional. Selain itu, kita juga dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor cabai dari luar negeri yang cenderung tidak terjamin keamanannya.
Tidak perlu khawatir jika Anda baru memulai budidaya cabai rawit. Carilah informasi dari berbagai sumber dan jangan sungkan untuk bertanya kepada para ahli. Belajarlah dari pengalaman dan kesalahan Anda sehingga Anda dapat meningkatkan hasil produksi Anda dari waktu ke waktu.
Tentunya, bukan hanya kita yang akan merasakan manfaat dari budidaya cabai rawit, tetapi juga orang-orang di sekitar kita. Ajaklah mereka untuk memperkenalkan budidaya ini dan membagikan informasi ini kepada orang lain. Siapa tahu, dengan kepedulian kita, kita dapat menciptakan suatu budaya baru dalam memproduksi cabai rawit yang berkualitas dan berkelanjutan.
Sampai jumpa di artikel selanjutnya dan terima kasih telah membaca. Mari kita sebarkan manfaat budidaya cabai rawit.