Budidaya Terong Se Hidroponik: Panduan Lengkap

Budidaya Terong Secara Hidroponik

Halo Sobat Desa!

Budidaya terong dengan metode hidroponik semakin populer di Indonesia di mana petani terus mencari teknologi baru untuk meningkatkan hasil produksi dan kualitas tanaman mereka. Hidroponik merujuk pada metode bertanam tanaman di mana tanah tidak digunakan, melainkan menggunakan larutan nutrisi untuk menyediakan kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Teknologi ini menawarkan banyak keuntungan, seperti produksi yang lebih besar, kualitas produk yang lebih baik, dan memberikan penghematan biaya serta penggunaan air yang lebih efisien.

Terong merupakan salah satu tanaman yang cocok ditanam dengan menggunakan metode hidroponik ini. Terdapat jenis tanaman terong yang berhasil di budidaya dengan teknologi ini, seperti terong ungu, terong pipit, terong bulat, dan terong belanda. Tanaman terong memiliki keunggulan untuk dijadikan pilihan dalam budidaya hidroponik karena memiliki pertumbuhan yang relatif cepat dan hasil yang cukup tinggi.

Metode budidaya terong hidroponik dapat dilakukan di rumah dengan pengaturan sistem hidroponik yang memadai atau di lahan pertanian yang lebih luas. Selain itu, penggunaan teknologi hidroponik pada tanaman terong juga mengurangi risiko terpapar pestisida dan menghasilkan produk yang lebih segar dan sehat.

Dalam artikel ini, kami akan membahas lebih dalam tentang budidaya terong secara hidroponik, mulai dari tahap persiapan hingga perawatan tanaman, serta manfaat dan keuntungan yang dapat diperoleh. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Sobat Desa yang tertarik untuk mencoba teknologi hidroponik dalam budidaya terong.

Latar Belakang: Budidaya Terong dalam Hidroponik

Budidaya tanaman dalam hidroponik menjadi salah satu pilihan bagi petani yang ingin meningkatkan hasil panen dengan konsumsi air yang lebih efisien. Salah satu tanaman yang dapat ditanam dalam hidroponik adalah terong.

Terong merupakan salah satu jenis sayuran yang memiliki kandungan gizi yang cukup baik bagi tubuh manusia. Sayuran yang termasuk dalam keluarga Solanaceae ini biasanya tumbuh subur di daerah tropis dan subtropis.

Dalam budidaya terong hidroponik, tanaman terong ditanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Tanaman diberikan nutrisi yang cukup dengan media air atau lainnya yang bersifat aeroponik.

Meskipun memerlukan perawatan yang lebih intensif, budidaya terong dalam hidroponik memiliki beberapa keuntungan, seperti peningkatan hasil panen dalam satu musim tanam. Selain itu, penggunaan pupuk dan air lebih efisien jika dibandingkan dengan budidaya tanaman pada lahan biasa.

Dalam budidaya terong hidroponik, petani dapat mengontrol kualitas air serta nutrisi yang diberikan pada tanaman terong dengan mudah. Hal ini membuat petani dapat memastikan bahwa tanaman terong yang dihasilkan bebas dari pestisida kimia yang berlebihan.

Dengan potensi pasarnya yang cukup besar, budidaya terong dalam hidroponik dapat menjadi salah satu alternatif bagi petani dalam meningkatkan hasil panen dan kualitas tanaman mereka.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Budidaya Terong dalam Sistem Hidroponik

Budidaya terong dalam sistem hidroponik semakin populer di Indonesia karena beberapa keuntungan seperti dapat menanam tanaman sepanjang tahun, menghemat air, dan hasilnya lebih bersih. Namun, hasil panen tergantung pada beberapa faktor penting.

Faktor pertama yang mempengaruhi hasil budidaya terong adalah kualitas bibit. Kualitas bibit yang buruk akan menghasilkan tanaman yang lemah dan rentan terhadap penyakit. Dalam hal ini, petani hidroponik harus memilih bibit yang sehat dan bermutu tinggi untuk menjamin hasil yang optimal.

Selain itu, pemupukan yang tepat juga penting bagi pertumbuhan tanaman terong dalam sistem hidroponik. Penggunaan pupuk terlalu banyak dapat menyebabkan akumulasi garam yang berdampak negatif pada kesehatan tanaman. Sebaliknya, penggunaan pupuk yang terlalu sedikit akan menghambat pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu, petani harus memerhatikan takaran pupuk yang diberikan.

Faktor lain yang mempengaruhi hasil budidaya terong dalam sistem hidroponik adalah pengendalian hama dan penyakit. Tanaman terong sangat rentan terhadap serangan kutu daun, ulat grayak, dan belalang. Oleh karena itu, petani harus secara rutin melakukan pengendalian hama yang efektif untuk menghindari kerusakan dan penurunan hasil panen.

Selain faktor-faktor di atas, kondisi lingkungan juga mempengaruhi hasil budidaya terong se hidroponik. Tanaman terong membutuhkan intensitas cahaya yang optimal dan suhu yang stabil untuk tumbuh dengan baik. Petani harus memastikan bahwa tanaman terong mendapatkan intensitas cahaya yang cukup dan suhu yang stabildalam waktu yang berkelanjutan.

Dalam kesimpulannya, hasil budidaya terong se hidroponik dipengaruhi oleh beberapa faktor penting seperti kualitas bibit, pemupukan yang tepat, pengendalian hama dan penyakit yang efektif, serta kondisi lingkungan yang optimal. Dalam menjalankan usaha budidaya terong se hidroponik, petani harus memerhatikan faktor-faktor tersebut untuk memastikan hasil panen yang optimal.

Read more:

Persiapan Lahan atau Wadah: Budidaya Terong Secara Hidroponik

Budidaya terong secara hidroponik semakin populer di Indonesia. Metode ini memang memiliki berbagai keunggulan dan memberikan hasil panen yang lebih besar dibandingkan metode tanam konvensional. Namun, persiapan lahan atau wadah menjadi faktor kunci dalam kesuksesan budidaya terong hidroponik.

Pertama-tama, tentukan jenis hidroponik yang akan digunakan dan sesuaikan dengan lahan yang tersedia. Jika lahan terbatas, dapat menggunakan hidroponik vertikal atau hidroponik sumbu. Jika ingin lebih efisien, gunakanlah sistem hidroponik NFT (Nutrient Film Technique) atau DFT (Deep Flow Technique). Setelah menentukan jenis hidroponik, pastikan memilih lahan atau wadah yang cocok.

Kemudian, pastikan bahwa lahan atau wadah yang digunakan sudah steril dan bebas dari kontaminasi. Ini bertujuan untuk mencegah infeksi pada tanaman terong, serta memastikan penggunaan nutrisi yang optimal. VPS (Vapor Pressure Sensor) dan PH meter dapat digunakan untuk memantau lingkungan yang optimal bagi pertumbuhan tanaman.

Selanjutnya, siapkan nutrisi yang dibutuhkan untuk menumbuhkan terong. Sistem hidroponik menggunakan nutrisi larut air dalam air sebagai media pengganti tanah. Nutrisi yang akan disalurkan ke tanaman terong harus disiapkan dalam jumlah yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan.

Terakhir, pastikan bahwa lampu ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan tanaman. Tanaman terong membutuhkan sinar matahari dalam jumlah yang cukup untuk tumbuh dengan optimal. Sinar matahari yang tidak mencukupi dapat diatasi dengan penggunaan lampu LED yang sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Dengan melakukan persiapan lahan atau wadah yang optimal, budidaya terong secara hidroponik dapat dilakukan dengan lebih efektif. Perlu diingatkan bahwa proses budidaya hidroponik membutuhkan waktu, telaten dan kesabaran dalam perawatan. Selamat mencoba!

Pemilihan Bibit atau Benih Budidaya Terong di Hidroponik

Bibit Unggul

Bibit terong yang bagus sangat penting dalam budidaya hidroponik untuk menghasilkan produksi yang berkualitas. Untuk itu, memilih bibit unggul sangatlah penting dalam budidaya terong hidroponik. Bibit unggul biasanya memiliki ciri-ciri, seperti pertumbuhan cepat, toleransi penyakit, resistensi terhadap hama, dan produksi buah yang banyak. Untuk memastikan bibit yang digunakan adalah bibit unggul, perhatikan label yang tertera pada kemasan benih atau dapat juga membeli bibit dari petani profesional. Dengan bibit unggul, budidaya terong hidroponik Anda akan berjalan dengan sukses.

Kepadatan Tanam

Setelah memilih bibit yang baik, memperhatikan kepadatan tanam juga harus menjadi perhatian. Dalam budidaya terong hidroponik, padat tanam yang disarankan adalah antara 1 sampai 2 tanaman per meter persegi. Namun, hal ini dapat disesuaikan dengan jenis terong yang dibudidayakan. Kepadatan tanam yang tepat dapat memaksimalkan penggunaan lahan dan menjaga keseimbangan nutrisi pada tanaman.

Pemeriksaan Kualitas Bibit

Sebelum menanam bibit terong di sistem hidroponik, perlu dilakukan pemeriksaan kualitas bibit. Pastikan bibit memiliki batang yang tebal, warna hijau cerah, tidak cacat, dan bebas dari penyakit serta hama. Setelah itu, bibit harus dicelupkan ke dalam larutan fungisida dan disemprot dengan pestisida untuk mencegah serangan jamur dan hama pada bibit.

Suhu dan Kelembaban Udara

Suhu dan kelembaban juga berperan penting dalam pengembangan bibit terong hidroponik. Suhu yang disarankan untuk pengembangan bibit adalah antara 20 hingga 25 derajat Celsius dan kelembaban yang disarankan adalah antara 80 hingga 85 persen. Jika suhu dan kelembaban tidak terjaga dengan baik, bibit terong dapat mengalami gangguan pertumbuhan dan menyebabkan bibit layu bahkan mati. Oleh karena itu, pastikan bahwa suhu dan kelembaban udara di ruangan penanaman terkontrol dengan baik.

Dalam budidaya terong hidroponik, pemilihan bibit atau benih yang baik adalah kunci kesuksesan. Menggunakan bibit unggul, memperhatikan kepadatan tanam, pemeriksaan kualitas bibit serta suhu dan kelembaban yang adekuat dapat membantu Anda membudidayakan terong hidroponik yang berkualitas.

Pembibitan atau Penyemaian: Budidaya Terong di Hidroponik

Budidaya terong di hidroponik adalah cara menanam terong tanpa menggunakan tanah. Seperti namanya, metode hidroponik menggunakan air sebagai media tanam utama dan dipadukan dengan nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Tahap pertama dalam penyemaian terong hidroponik adalah menyiapkan bibit terong yang sehat dan kuat. Pilihlah bibit terong yang masih segar dan tidak cacat. Kemudian, rendam bibit terong dalam air selama 8 jam dan biarkan selama semalam agar bibit itu menyerap air secara optimal.

Setelah 24 jam, siapkan alat penanam hidroponik dan siapkan air nutrisi yang sudah sesuai dengan kebutuhan terong. Selanjutnya, tempatkan bibit terong pada cawan hidroponik dan ditambah dengan media tanam cocopeat, vermikulit atau bubuk tanah yang steril. Pastikan bibit terong tumbuh dengan sempurna dan jangan lupa untuk mengontrol keteraturan nutrisi dan pH air secara teratur.

Selain itu, jangan lupa untuk memberikan cahaya yang cukup pada tanaman terong hidroponik. Tanaman terong membutuhkan waktu minimal 8 jam sinar matahari langsung setiap hari untuk tumbuh maksimal. Jika terong hidroponik ditempatkan di dalam ruangan, maka diperlukan lampu LED khusus untuk meniru sinar matahari.

Dalam beberapa minggu, terong hidroponik akan tumbuh dengan cepat dan dapat dipanen. Panen terong ini bisa dilakukan minimal 2 bulan setelah proses penyemaian dan memanen terus dilakukan dalam beberapa minggu untuk mendapatkan produksi terong yang berkualitas. Dengan metode budidaya terong hidroponik, Anda bisa menghasilkan terong yang sehat dan berkualitas dengan efisien dan mudah, tanpa perlu mengkhawatirkan kondisi tanah.

Perawatan: Budidaya Terong di Hidroponik

Pendahuluan

Budidaya terong di hidroponik merupakan salah satu teknik bercocok tanam yang semakin populer akhir-akhir ini. Dalam metode hidroponik, tanaman ditanam dalam air yang kaya nutrisi tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam. Metode ini memiliki banyak keuntungan seperti menghemat air, energi, dan pupuk. Budidaya terong secara hidroponik juga dapat dilakukan di dalam ruangan sehingga memungkinkan petani untuk mengontrol lingkungan tumbuh tanaman tanpa tergantung pada cuaca.

Perencanaan

Sebelum menanam terong di sistem hidroponik, pertimbangkanlah beberapa hal seperti jenis varietas terong yang akan ditanam, jenis sistem hidroponik yang akan digunakan, dan pemilihan media tanam. Untuk media tanam pada sistem hidroponik, bisa menggunakan Rockwool, Vermiculite, atau Coconut fibers. Pastikan juga bahwa sistem hidroponik sudah dirancang dengan baik dan disesuaikan dengan kebutuhan tumbuh tanaman terong.

Perawatan

Setelah menanam terong di sistem hidroponik, pastikan bahwa media tanam selalu lembab dan nutrisi air tercukupi. Tanaman terong yang tumbuh di sistem hidroponik membutuhkan pengairan yang lebih sering dibandingkan dengan tanah, karena tanaman terong akan menyerap nutrisi dan air melalui akar. Air yang digunakan untuk hidroponik harus dipilih dengan baik supaya tidak mengandung klorin atau bahan kimia berbahaya lainnya.

Pencahayaan yang memadai juga sangat penting dalam budidaya terong di sistem hidroponik. Pastikan tanaman terong mendapatkan paparan sinar matahari yang cukup atau cukup pencahayaan buatan. Selain itu, perlu dilakukan pemangkasan secara teratur terhadap batang dan cabang tanaman terong agar tanaman terong dapat berkembang dengan lebih baik.

Panen dan Pascapanen

Tanaman terong di sistem hidroponik biasanya telah siap panen setelah 70-90 hari setelah penanaman. Untuk memastikan bahwa terong siap dipanen, pastikan bahwa buah terong telah mencapai ukuran dan berat yang optimal, serta mengalami perubahan warna dari hijau menjadi lebih tua. Setelah dipanen, biasanya langsung dipasarkan atau disimpan dalam lemari pendingin agar lebih segar.

Budidaya terong di sistem hidroponik memerlukan perencanaan dan perawatan yang benar untuk menghasilkan tanaman terong yang sehat dan optimal. Namun, dengan bertambahnya pengalaman, para petani dapat memperbaiki teknik mereka sehingga hasil panen pun semakin baik.

Pengendalian Hama dan Penyakit dalam Budidaya Terong Hidroponik

Budidaya terong hidroponik adalah metode bertanam terong yang semakin populer di Indonesia. Hal ini karena metode ini dapat menghasilkan produk yang lebih bersih dan sehat, serta menghemat ruang dan air. Namun, karena terong hidroponik tumbuh dalam lingkungan yang terkontrol, kerentanan terhadap hama dan penyakit justru meningkat. Oleh karena itu, pengendalian hama dan penyakit menjadi hal yang sangat penting dalam budidaya terong hidroponik.

Pertama-tama, pengendalian hama dan penyakit dalam budidaya terong hidroponik dapat dilakukan dengan cara mencegah serangan dari awal. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan sanitasi yang baik di sekitar tanaman, seperti mensterilkan peralatan dan menjaga kebersihan wadah penanaman. Selain itu, pemilihan bibit yang baik juga dapat membantu mencegah serangan hama dan penyakit dari awal.

Jika terjadi serangan hama atau penyakit, pengendalian dapat dilakukan dengan cara yang ramah lingkungan, seperti penggunaan insektisida nabati dan pestisida organik yang aman bagi lingkungan serta kesehatan manusia. Penggunaan agen hayati juga dapat membantu mengendalikan hama dan penyakit tanpa merusak lingkungan. Selain itu, nutrisi yang tepat dan pengaturan suhu dan kelembaban yang baik juga dapat membantu mengurangi kerentanan terhadap hama dan penyakit.

Terakhir, perlu dilakukan monitoring terus menerus terhadap tanaman terong hidroponik untuk mendeteksi adanya serangan hama dan penyakit sejak dini dan mengambil tindakan cepat sebelum menyebar ke tanaman lain. Hal ini sangat penting untuk menjaga kesehatan tanaman dan memaksimalkan hasil panen. Dengan demikian, pengendalian hama dan penyakit dalam budidaya terong hidroponik dapat dilakukan dengan cara yang efektif dan ramah lingkungan.

Hasil Panen dan Pascapanen: Budidaya Terong di Hidroponik

Budidaya terong di hidroponik semakin banyak diminati karena dapat meningkatkan produktivitas hasil panen, juga dapat menghemat air dan pupuk. Selain itu, proses pascapanen juga lebih mudah dan cepat dibandingkan dengan metode budidaya konvensional.

Setelah berbagai persiapan dilakukan, seperti memilih bibit terong yang baik, menyiapkan wadah hidroponik, hingga memasang instalasi hidroponik, petani dapat mulai menanam dan merawat terong hingga panen. Dalam waktu 2-4 bulan, tergantung dari jenis terong yang ditanam, sudah bisa dilakukan panen.

Hasil panen terong hidroponik tergantung dari jenis terong dan varietas yang dipilih, kondisi lingkungan seperti suhu dan kelembapan, serta perawatan petani. Namun, dengan metode hidroponik, diharapkan dapat menghasilkan buah terong yang lebih segar, berukuran lebih besar, dan kualitasnya lebih baik dibandingkan dengan budidaya konvensional.

Setelah melakukan panen, proses pascapanen terong hidroponik juga lebih mudah. Petani hanya perlu membelah terong dan membuang bagian yang tidak baik, kemudian dapat langsung dikemas dan dijual. Tidak perlu khawatir terong menjadi cepat busuk karena sebelum panen petani juga sudah menyiapkan lingkungan yang steril dan sehat.

Dalam keseluruhan proses budidaya terong di hidroponik, hasil panen dan pascapanen dapat dijamin lebih baik dibandingkan dengan metode konvensional. Selain itu, dengan metode budidaya hidroponik, petani akan lebih terbantu dalam menjaga kelestarian lingkungan karena menghemat air dan pupuk yang digunakan.

Keuntungan dan Manfaat dari Budidaya Terong dengan Metode Hidroponik

Budidaya terong dengan metode hidroponik kini semakin populer di Indonesia. Hidroponik adalah metode bercocok tanam yang menggunakan air sebagai media tanam, bukan tanah. Metode ini memberikan beberapa keuntungan dan manfaat, baik bagi petani maupun konsumen.

Keuntungan pertama dari budidaya terong dengan hidroponik adalah penggunaan air yang lebih efisien. Metode hidroponik menghemat jumlah air yang digunakan hingga 60% dibandingkan menggunakan metode pertanian tradisional. Selain itu, penggunaan pupuk lebih sedikit karena nutrisi disuplai langsung ke akar tanaman.

Manfaat lain dari budidaya terong dengan hidroponik adalah proses pertumbuhan tanaman yang lebih cepat. Tanaman dapat tumbuh hingga 30% lebih cepat karena nutrisi tersedia dalam jumlah yang tepat dan selalu stabil. Selain itu, tidak perlu khawatir akan kekurangan air atau nutrisi karena lingkungan hidroponik dapat dikontrol dengan mudah.

Selain efisiensi air dan pertumbuhan yang cepat, budidaya terong dengan hidroponik juga menghasilkan produk yang bersih dan sehat. Tanaman hidroponik bebas dari kontaminasi tanah dan pestisida. Hasilnya, terong yang dihasilkan lebih segar dan sehat. Konsumen dapat mengonsumsi terong dengan aman dan tidak perlu khawatir tentang dampak negatif dari penggunaan pestisida yang berlebihan.

Dengan keuntungan dan manfaatnya yang banyak, tidak heran jika semakin banyak petani di Indonesia yang beralih ke metode hidroponik. Dengan demikian, budidaya terong semakin berkembang dan berkontribusi pada pemenuhan kebutuhan pangan Indonesia.

Tantangan dan Kekurangan dari Budidaya Terong secara Hidroponik

Budidaya terong secara hidroponik semakin menjadi pilihan bagi para petani modern karena diperkirakan dapat menghasilkan hasil panen yang lebih maksimal. Namun, seperti jenis budidaya lainnya, budidaya terong hidroponik memiliki tantangan dan kekurangan yang harus dipahami oleh para petani sebelum memulai budidaya.

Salah satu tantangan utama dalam budidaya terong hidroponik adalah biaya awal yang harus dikeluarkan. Sistem hidroponik memerlukan investasi yang cukup besar untuk membeli peralatan dan bahan seperti pompa air, pipa, dan bahan kimia nutrisi. Selain itu, banyak petani masih perlu mempelajari teknik dan manajemen budidaya hidroponik sebelum dapat sukses menghasilkan panen yang memuaskan.

Selain tantangan biaya awal, budidaya terong secara hidroponik juga dapat menghadapi masalah penyakit dan serangan hama yang lebih sering terjadi dibandingkan dengan metode budidaya konvensional. Tanaman terong dalam kondisi hidroponik yang lebih buruk dapat lebih mudah terinfeksi oleh jamur dan bakteri. Namun, hal ini dapat diatasi dengan penggunaan bahan kimia nutrisi organik dan perlakuan yang tepat.

Di sisi lain, kekurangan budidaya terong secara hidroponik adalah ketergantungan pada sumber energi luar seperti listrik dan air. Jika terjadi pemadaman listrik atau kekurangan suplai air, maka petani hidroponik akan kesulitan dalam mempertahankan keseimbangan nutrisi tanaman terong. Selain itu, penggunaan bahan kimia nutrisi dalam kendali terhadap tanaman terong dapat menyebabkan pencemaran lingkungan yang dapat merusak kualitas tanah dan sumber air.

Dalam hal memiliki persepsi dan ekspektasi yang realistis terkait tantangan dan kekurangan dalam hidroponik, maka pemula dapat memulai budidaya terong secara hidroponik dengan baik. Dengan memperhatikan tantangan dan kekurangan tersebut, para petani dapat menghindari berbagai masalah dan memastikan keberhasilan dari budidaya terong hidroponik.

Budidaya Terong di Hidroponik: Solusi Tepat dalam Meningkatkan Kualitas Hidup dan Mengurangi Dampak Lingkungan

Jangan sia-siakan peluang untuk menjadi petani modern dengan mengembangkan budidaya terong di hidroponik. Semakin meluasnya perkotaan membuat lahan pertanian semakin sempit dan sulit ditemukan. Namun Anda tidak harus khawatir karena hidroponik bisa menjadi alternatif yang tepat. Tidak memerlukan tanah dan menghemat air, hidroponik bisa menjadi solusi dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari Anda.

Terong, sebagai sayuran yang memiliki banyak kandungan gizi, sebaiknya juga dibudidayakan dengan cara organik di dalam ruangan. Tanpa menggunakan pestisida dan bahan kimia, hasil panen terong di hidroponik lebih bersih, lebih sehat, dan lebih higienis dari yang dibudidayakan dengan sistem konvensional.

Mulailah budidaya terong di hidroponik dengan mempersiapkan beberapa peralatan, seperti media tanam, larutan nutrisi, dan pompa aliran. Anda juga bisa membuat wadah dengan menggunakan bahan-bahan bekas yang dapat didaur ulang seperti botol bekas, ember bekas, atau pipa paralon.

Dalam budidaya terong di hidroponik, Anda perlu memperhatikan beberapa hal seperti menjaga kebersihan media tanam, memberikan nutrisi sesuai dengan kebutuhan dan masa pertumbuhan tanaman, serta memperhatikan sirkulasi air dan udara di dalam ruang hidroponik. Dengan menjaga aspek-aspek tersebut dengan baik, panen terong yang dihasilkan akan melimpah dan berkualitas.

Jadi, mari mencoba budidaya terong di hidroponik untuk menyediakan sayuran yang sehat dan bergizi bagi keluarga serta membantu mengurangi dampak lingkungan. Dengan demikian, kita berkontribusi dalam melestarikan bumi sebagai tempat berpijak kita bersama. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!

Jangan lupa untuk membagikan informasi ini kepada teman-teman dan kerabat sehingga semakin banyak orang yang mengetahui manfaat hidroponik dan budidaya organik.