Deprecated: Fungsi wp_get_loading_attr_default tidak berlaku lagi sejak versi 6.3.0! Gunakan wp_get_loading_optimization_attributes() sebagai penggantinya. in /home/potensids/domains/potensidesa.com/public_html/wp-includes/functions.php on line 6031

Desa Cerdas : Solusi Percepatan Pembangunan di Indonesia

Untuk mewujudkan Indonesia maju di masa depan, desa perlu dibekali dengan kemampuan memanfaatkan teknologi informasi. Kementerian Pembangunan Desa, Pembangunan Daerah Miskin dan Keimigrasian (Kemendes PDTT) telah mencanangkan konsep smart village atau desa cerdas. Konsep smart village akan mengubah desa-desa di Indonesia menjadi lebih siap menghadapi masa depan. Internet merupakan salah satu sarana untuk mencapai kemajuan tersebut.

Abdul Halim Iskandar, Menteri Desa PDTT atau Gus Menteri sapaan akrabnya, pernah memaparkan konsep desa cerdas pada suatu kesempatan. Menurutnya desa cerdas adalah pengembangan desa berbasis penerapan teknologi tepat guna. Melalui penerapan teknologi ini diharapkan desa tersebut dapat meraih berbagai hasil terobosan sehingga lolos untuk masuk kategori desa mandiri. Gus Menteri mendefinisikan desa cerdas sebagai desa yang mampu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakatnya melalui pemanfaatan teknologi dalam segala aspek pembangunan desa. Desa cerdas merupakan salah satu cara untuk mewujudkan desa mandiri.

Pengertian Desa Cerdas

Untuk disebut “cerdas, smart, pintar”, sebuah desa harus dapat memanfaatkan Internet of Things (IoT) secara maksimal. kemampuan jaringan internet untuk memungkinkan berbagai perangkat berinteraksi dan bertukar informasi. Desa menggunakan IoT untuk meningkatkan ekonomi pedesaan. Desa pintar mengandalkan Internet of Things (IoT), jadi perubahan terbesar terletak pada proses digitalisasi, namun semua itu harus dikoordinasikan dengan tradisi dan budaya desa, agar proses pembangunan desa bisa adil dan merata. sejalan dengan dinamika masyarakat desa.

Konsep kampung pintar (Smart Village) ini merupakan inisiatif berbasis komunitas untuk memanfaatkan teknologi informasi bagi masyarakat pedesaan. Inisiatif tersebut bertujuan untuk menginspirasi dan mengedukasi masyarakat setempat dengan menggerakkan kekuatan kolektif masyarakat dari berbagai ras/etnis dan profesi, mendorong terselenggaranya program pelayanan publik berkualitas yang terintegrasi dengan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat pedesaan membawa keuntungan.

Sebagai konsep yang diinisiasi oleh Gerakan Desa Membangun, konsep tersebut hadir sebagai upaya percepatan pembangunan desa dengan meningkatkan kearifan, kesejahteraan dan kerukunan masyarakat setempat. Desa mendukung pembangunan desa yang berkelanjutan. Dinas Desa PDTT fokus pada penguatan pemberdayaan masyarakat, akuntabilitas dan pembangunan berbasis tempat.

6 pilar desa cerdas
6 pilar desa cerdas

Program Desa Cerdas

Program Desa Cerdas memiliki enam pilar, yaitu Tata Kelola Cerdas, Masyarakat Cerdas, Lingkungan Cerdas, Hidup Cerdas, Ekonomi Cerdas, dan Mobilitas Cerdas. Keenam pilar tersebut dijelaskan sebagai berikut:

Tata Kelola Cerdas

Tata Kelola Cerdas atau Smart Governance adalah suatu konsep yang bertujuan untuk mewujudkan peningkatan kinerja pelayanan publik, birokrasi pemerintah, dan efisiensi kebijakan publik. Penerapan tata kelola cerdas perlu ditopang oleh penerapan teknologi informasi untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan pelayanan publik.

Masyarakat Cerdas

Masyarakat Cerdas atau Smart Society adalah konsep dimana masyarakat mendayagunakan teknologi dengan baik. Penggunaan teknologi ini menjadi sangat penting karena untuk mendukung kehidupan manusia. Berkat penggunaan teknologi dengan baik, manusia dapat melakukan efisiensi dan mengembangkan peradaban.

Lingkungan Cerdas

Lingkungan Cerdas atau Smart Environment adalah konsep pengelolaan lingkungan dengan menggunakan peranan teknologi di dalamnya. Teknologi ini diwujudkan dengan melindungi lingkungan, energi bersih terbarukan, dan tata kelola sampah yang baik. Konsep ini mengajarkan warga untuk menciptakan lingkungan yang sehat, indah, bersih, asri dan rapi, serta menjaga lingkungan desa secara berkelanjutan untuk generasi mendatang.

Hidup Cerdas

Hidup Cerdas atau Smart Living adalah sebuah konsep yang mengajarkan tatanan kehidupan manusia agar lebih baik. Manusia mendayagunakan teknologi untuk menunjang kehidupannya dalam segala aspek.

Ekonomi Cerdas

Ekonomi cerdas atau Smart Economy adalah konsep dimana manusia mendayagunakan teknologi untuk meningkatkan kesejahteraannya. Peranan teknologi ini diperlukan agar lebih mempermudah dan mempercepat roda perekonomian masyarakat. Bantuan teknologi sangat terasa untuk skala usaha mikro, kecil, menengah, bahkan usaha besar.

Mobilitas Cerdas

Mobilitas Cerdas atau Smart Mobility adalah konsep dimana peranan teknologi digunakan dalam pembangunan fisik. Pembangunan tersebut antara lain untuk transportasi dan telekomunikasi. Transportasi yang ramah lingkungan diperlukan untuk mengatasi pemanasan global. Telekomunikasi yang baik diperlukan agar masyarakat di desa dapat terhubung dengan dunia.

Pilar-pilar tersebut di atas, dapat dikaitkan satu dengan yang lainnya, sehingga tidak menutup kemungkinan satu kegiatan mengusung lebih dari satu pilar.

Gagasan dari Gerakan Desa Membangun

Penerapan konsep desa cerdas telah menjadi lama diusung oleh Gerakan Desa Membangun. Melalui penggunaan teknologi, desa-desa dapat membangun dirinya sendiri tanpa menunggu uluran tangan pihak lain.

Salah satu desa yang menjadi pionir dalam adalah Desa Melung. Desa ini telah menggunakan teknologi informasi sejak 2011 untuk terhubung dengan masyarakat luar. Desa Melung menjadi panutan bagi banyak desa yang belajar dalam melakukan digitalisasi

 

 

Karena keberhasilan penerapan konsep desa cerdas ini, Kementrian Desa PDT akhirnya meluncurkan program desa cerdas untuk diduplikasi ke 3.000 desa di seluruh indonesia. Diharapkan 3.000 desa ini dapat menularkan kepada desa lainnya sehingga terjadi percepatan pembangunan.

 

Master of Trainer Desa Cerdas

Sebanyak 380 orang mengikuti pembekalan Master of Training (MoT) yang diselenggarakan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi pada Rabu hingga Jumat (28/9 sampai 7/10, 2022). Digelar di Red Roof Hotel Pecenongan, Jakarta. Kemenhub ini merupakan kelanjutan dari program Desa Cerdas tahap pertama untuk melanjutkan program tahap kedua.

MoT melibatkan beberapa organisasi masyarakat sipil, termasuk Perkumpulan Desa Lestari, Yayasan Penabulu, Semut Nusantara dan Gedhe Nusantara. Beberapa perguruan tinggi antara lain Universitas Udayana, Universitas Hasanuddin, Unismu dan UNY juga dilibatkan. Kementerian Desa PDTT juga mengundang lembaga-lembaga di bawah sponsornya mulai dari Ditjen hingga Balai Besar Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi beberapa kota di Indonesia.

“Acara ini merupakan ajang pembekalan bagi para calon koordinator yang akan menjadi koordinator kegiatan duta digital desa dan pendampingan teknis kader. Acara ini dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan beberapa koordinator yang akan mengajar Bimbingan Teknis,” ujar Helmiati, Kepala Pusat Pengembangan Daya Saing (Pusdaing) Kemendes PDTT, saat membuka acara Kemendesa, Kamis (29/9/2022).

Pengembangan Desa Cerdas

Calon moderator datang dari berbagai provinsi untuk melengkapi tim moderator yang terpilih tahun lalu. Koordinator akan memberikan bimbingan teknis kepada duta dan kader digital di lebih dari 1.000 program desa pintar Fase 2 di seluruh provinsi di Indonesia.

Akbar Bahaulloh, Direktur Utama PuskoMedia Indonesia yang mewakili Gedhe Nusantara dan Gerakan Desa Membangun, mengatakan kampanye ini membutuhkan banyak fasilitator untuk mewujudkan rencana desa pintar tahap kedua. “Fasilitator memiliki peranan penting dalam mendampingi para Duta Digital dan Kader Digital. Harapannya, jangan sampai intisari program ini jadi tidak tersampaikan untuk menghindari mangkraknya program yang bagus ini”. jelas Akbar.

Selama 10 hari, peserta diberikan materi untuk 4 modul utama yaitu Konsep Desa Cerdas, Pengembangan Desa Cerdas untuk Tata Kelola Desa yang Baik, Pilar Desa Cerdas, dan Desain Berbasis Pengguna untuk Desa Cerdas.

“Kami sebagai fasilitator bertugas memandu para peserta. Para peserta telah memiliki banyak pengalaman dalam mendampingi desa, sehingga perlu ditularkan ke peserta lainnya. Ada banyak masukan dari para peserta baik dalam metodologi penyampaian materi kepada Duta dan Kader Digital, hingga penyempurnaan materi yang terdapat pada modul. Para peserta saling berdiskusi dan berlatih dalam menyampaikan intisari agar nantinya siap untuk melatih Duta Digital dan Kader Digital.” Imbuh Akbar.

 

X CLOSE
Advertisements
X CLOSE
Advertisements

Tinggalkan komentar