Jika Anda datang ke Daerah Istimewa Yogyakarta, cobalah datang ke Surocolo. Letaknya di Dusun poyahan Kalurahan seloharjo Pundong Bantul. Sekitar 25 Km dari kota Yogyakarta menuju Selatan dan 17 Km di selatan Kabupaten Bantul. Surocolo adalah perkampungan kecil yang berada di Pegunungna Seribu bagian ujung barat, dan ada pada ketinggian 357m di atas permukaan laut.
Surocolo berasal dari bahasa jawa kuno, yang terdiri atas kata SURO yang memiliki arti “Berani” dan “COLO” yang berasal dari “Cecolo” atau “petunjuk”. Jadi Surocolo ini konon merupakan sebuah tempat yang dipercaya dapat memberikan petunjuk, tidak sedikit orang yang meditasi atau bertapa di kampung ini untuk memperoleh petunjuk melalui laku ritualnya. Karena terdapat mitos kampung Surocolo merupakan kerajaan ghaib, maka sejak jaman dulu surocolo ini merupakan tempat yang sangat strategis untuk persinggahan para pengembara.
Desa Seloharjo memiliki banyak tempat bersejarah dari banyak generasi. Seperti pada masa Pemerintahan Mataram Hindu pada abad 10M, Mataram Islam pada abad 17M, dan masa pendudukan jepang tahun 1942. Hal ini dibuktikan pada beberapa benda peninggalan purbakala seperti berikut:
- Terdapat dua Arca dan Jaladwara yang terletak pada Sendang Lanang dan Sendang Wadon, benda-benda tersebut menurut ahli arkeologi diyakini sebagi benda peninggalan masa Pemerintahan Mataram Hindu. Selain peninggalan berupa benda benda tersebut, juga terdapat kegiatan tradisi masyarakat sejak Nenek Moyang hingga sekarang yang disebut dengan NYADRAN yang dilaksanakan setahun sekali.
- Batuan andesit yang tersusun seperti menyerupai susunan batu candi, di depan goa SUNAN MAS.
Nyadran adalah acara penyembelihan kambing yang dilaksanakan di sekitar Sendang Surocolo yang diwarnai dengan rangkaian kegiatan sesaji seperti umat Hindu. Namun, sekarang dikemas lebih meriah lagi karena diikuti Pentas budaya lokal, seperti pembuatan Gunungan dari hasil bumi dan sayur mayur, pentas pawai bergodo kaprajuritan dengan pakaian adat jawa ala keraton Ngayogjokarto, tari tarian dan kesenian kesenian jawa lainya spti : Kethoprak, Jathilan dan Wayang Kulit.
Tradisi ini dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas anugerah sumber mata air yang dapat mencukupi pengairan pertanian masyarakat di sekitar Poyahan Ngerco. Prosesi Nyadran ini dilakukan sekali dalam setahun, biasanya dilaksanakan pada Hari Rabu Kliwon pada pranatan mongso kapat, atau sekitar bulan Oktober setiap tahunnya. Pada masa ini biasanya jatuh pada akhir musim kemarau, sehingga prosesi nyadran ini juga dilaksanakan sekaligus untuk memohon turunnya hujan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Selain benda-benda peninggalan yang berasal dari umat Hindu di atas, terdapat juga benda-benda peninggalan pada masa Pemerintahan Kerajaan Mataram Islam. Pada masa itu, Raja Mataram ketiga yang dipimpin oleh Raden Amangkurat III yang mempunyai Nama Lain SUNAN MAS. Raden Amangkurat Mas (SUNAN MAS ) ini melakukan Pengembaraan ketika kerajaanya diserang oleh Belanda dan diwarnai adanya Pemberontakan Paih Trunojoyo dikerajaan Kartosuro, akhirnya Sunan Mas hidup Berpindah pindah, salah satunya pernah sampai di Kampung Sorocolo dan bersemedi pada sebuah Goa yang kemudian disebut dengan sebutan Goa Sunan Mas. Goa Ini terletak 50 meter di sebelah selatan Sendang Surocolo.
Goa Sunan Mas konon dibuat oleh seorang pemuda yang bernama Joko Umar. Joko Umar adalah anak dari seorang ibu yang bernama Nyi Glinggang Djati dengan seorang ayah Sunan Giring IV. Namun kehamilannya di luar nikah, oleh karennya Nyi Glinggang Djati dipulangkan kepada orang tuanya (Kyai Nawang) di Girijati. Namun karena Kondisinya sedang Hamil di luar nikah Nyai.Glinggang Djati merasa malu pulang ke orangtuanya, akhirnya tempat tinggalnya di goa-goa.
Setelah kehamilannya sudah tua, akhirnya sampai saatnya Nyi Glinggang Djati melahirkan anak yang dikandungnya, hiangga suatu saat lahirlah anak tersebut di suatu tempat yang dinamakan Alas Mrangi yang saat ini disebut Puncak Mrangi, tepatnya di Putat yang sampai sekarang ada sumber mata airnya yang konon merupakan tempat memandikan Joko Umar saat baru saja dilahirkan. Nyi Glinggang Djati kemudian membesarkan anak laki-lakinya yang diberi nama Joko Umar dengan seorang diri, karena tanpa seorang ayah maka kemudian oleh orang orang sekitar Nyi Glinggang Djati kemudian disebut Nyi Rondo. Setelah dewasa Joko Umar membuat sebuah Goa tepat di atas sendang Surocolo, yang kemudian Goa itu dipakai untuk bersemedi oleh Raden Sunan Mas, maka sampai sekarang Goa itu terkenal dengan nama Goa Sunan Mas. Di samping itu masih banyak lagi tentang sejarah adanya peninggalan-peninggalan benda Purba Kala tersebut, seperti : Pohon randu alas dan Kepuh, ada Goa Penek, Goa Sigolo golo, Goa Terawang dll. yang konon juga memiliki legenda cerita tersendiri.
Surocolo di samping menyimpan banyak sejarah, juga memiliki panorama alam yang indah, karenanya tidak bisa diremehkan keberadaanya. Naik dari kampung Surocolo ini kurang lebih 800 meter ke atas lagi kita akan sampai pada suatu tempat yang disebut Puncak Mrangi. Pada Puncak Mrangi ini kita akan disuguhi oleh Pemandangan Alam yang sangat menakjubkan, karena di tempat ini kita bisa melihat dengan jelas hamparan alam yang terdiri dari lembah Sungai, muara sunagai, Lautan Hindia dan View Kota Yogyakarta dengan jelas dan Indah.
Di samping pemandangan dan panorama alamnya yang sangat indah itu, kita juga sebagai bangsa Indonesia akan melihat saksi bisu pada masa bangsa Indonesia dijajah oleh Bangsa Asing. Di tempat ini kita akan menyaksikan adanya benda-benda peninggalan bangsa Jepang berupa bunker-bunker bekas markas pertahanan tentara jepang pada saat berada di Indonesia khususnya saat menduduki Kota Yogyakarta, dan memperlakukan masyarakat Indonesia dengan kerja paksa yang dikenal dengan Rhomusha.
Begitu banyak sejarah dan kenangan yang terjadi di masa lalu, hingga panorama alam yang sangat menakjubkan, karena kita bisa menikmati pemandangan lembah dan dan Gunung gunung, serta perkotaan, dari Puncak Kayangan kita bisa meyaksikan matahari terbit dan terbenam, maka selayaknya Surocolo Goa jepang ini dikemas menjadi Destinasi Wisata yang memiliki nilai jual sampai manca negara. Dengan harapan bisa membawa masyarakat seloharjo dan sekitarnya lebih meningkat ekonominya dan tingginya angka kemiskinan di Daerah Istimewa Yogyakarta
Fasilitas:
[indeed-social-locker sm_list=’fb,tw’ sm_template=’ism_template_1′ sm_list_align=’horizontal’ sm_display_counts=’false’ sm_display_full_name=’true’ unlock_type=1 locker_template=2 sm_d_text='<h2>Daftar fasilitas Surocolo Goa Jepang terkunci</h2><p>Bagikan ke media sosial Anda untuk melihat</p>’ ism_overlock=’default’ ]
- Areal Parkir
- Balai Pertemuan
- Kamar Mandi Umum
- Kuliner
- Musholla
- Selfie Area
- Spot Foto
Jam Buka:
Senin-Minggu : 08.00-18.00
[/indeed-social-locker]