Manis, legit, dan berbeda, tiga kata itulah yang terbersit saat Anda mencoba dodol loren. Loren sendiri merupakan akronim dari telo dan durian. Dodol loren merupakan kudapan lezat dan bergizi yang menjadi produk unggulan Desa Mendak, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun.
Desa Mendak memiliki potensi buah-buahan cukup banyak, seperti rambutan, manggis, durian, dan ketela. Sayang, warga Desa Mendak belum memaksimalkan buah durian dan ketela dalam beragam produk turunannya. Pada 2016, kemunculan dodol loren diprakarsai oleh para mahasiswa yang tengah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa itu.
Nama Inovasi | Dodol Loren |
Pengelola | Pemerintah Desa Mendak |
Lokasi/alamat | Desa Mendak, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur |
Kontak Person | Nur Cholifah (Kepala Desa Mendak) |
Telepon | +62-812-3075-2855 |
Dodol loren merupakan produk olahan pangan berbahan baku ketela dan durian. Di Desa Mendak, dodol loren banyak diproduksi oleh industri rumahan, terutama para perempuan yang tergabung kelompok usaha bersama.
Untuk membuat dodol yang berkualitas dibutuhkan ketela dan buah durian yang baik. Durian yang baik adalah buah yang masak di pohon, segar, dan memiliki aroma yang khas. Durian yang baik menghasilkan dodol dengan citra rasa yang alami dan tahan lama meski tanpa bahan pengawet.
Kemasan dodol loren juga dibuat menarik. Keindahan kemasan dan rasa yang lezat membuat dodol loren menyabet juara dalam lomba olahan pangan lokal tingkat Kabupaten Madiun pada 2009.
Saat ini dodol loren menjadi kudapan favorit dalam setiap hajatan warga, baik di Desa Mendak maupun desa-desa sekitarnya.
Kendala yang dihadapi oleh para produsen dodol adalah mereka baru mampu memproduksi dodol saat musim durian saja. Para produsen dodol loren tidak mau menggunakan buah durian dari luar daerah karena melahirkan cita rasa yang berbeda.