Ubah Eceng Gondok Jadi Kerajinan Anyaman Kreatif

potensidesa.com Eceng gondok merupakan salah satu jenis tumbuhan air yang tumbuh di daerah rawa atau sungai-sungai. Tanaman ini banyak sekali ditemui di beberapa daerah di Indonesia, salah satunya yaitu di daerah sekitar Rawa Pening, Kabupaten Semarang. Tanaman enceng gondok ini seringkali dianggap hama oleh sebgaian masyarakat. Namun jika tanaman ini bisa dimanfaatkan dan diolah dengan baik hal tersebut dapat membawa manfaat dan penghasilan tambahan bagi masyarakat. Salah satu hasil olahan dari eceng gondok adalah berupa kerajinan tangan.

Kerajinan tangan eceng gondok adalah kerajinan yang terbuat dari bahan baku tanaman eceng gondok. Dengan memanfaatkan eceng gondok ini sebagai bahan baku, maka berbagai kerajinan dapat dihasilkan, seperti tas, sandal, souvenir, tas handphone, mobil mainan, dan berbagai barang fungsional seperti meja dan kursi. Sentra Kerajinan Eceng Gondok di Kabupaten Semarang ini berpusat di sekitar daerah rawa Pening. Di Banyubiru, sedikitnya 70 unit usaha bergerak di bidang industri kerajinan enceng gondok ini.

Ada tiga jenis Eceng Gondok yaitu:
  1. Eceng gondok sungai
  2. Eceng gondok rawa
  3. Eceng gondok kolam

Yang terbaik dari ketiga jenis eceng gondok tersebut adalah eceng gondok rawa. Serat eceng gondok jenis tersebut relatif kuat, dan tidak mudah putus saat diolah menjadi kerajinan tangan.

Proses pembuatan kerajinan dengan bahan dasar Eceng Gondok yaitu:
  1. Eceng gondok dicuci sampai bersih
  2. Kemudian dijemur sampai benar-benar kering, biasanya penjemuran (pengeringan) memakan waktu hingga seminggu
  3. Eceng gondok kering kemudian disortir berdasarkan warna dan panjangnya
  4. Setelah disortir tahap selanjutnya yaitu rendam eceng gondok kering dalam larutan hidrogen peroksida (H2O2) selama kurang lebih 6 jam. Tujuannya agar eceng gondok kering lebih bersih dan juga untuk menghilangkan jamur dan noda yang menempel
  5. Setelah direndam selama 6 jam, eceng gondok dijemur kembali hingga 3 hari. Kemudian dibagi menjadi lembaran-lembaran dengan ukuran yang berbeda (tergantung dengan tujuan dan produk yang akan dibuat) untuk kemudahan ketika menenun
  6. Lembaran yang dihasilkan masih perlu diratakan dengan ketebalan yang diinginkan
  7. Setelah menjadi lembaran, kemudian masih harus dibuat menjadi kerajinan menurut atau sesuai dengan pola yang disiapkan. Biasanya lembaran yang dihasilkan tadi digunakan untuk menenun
  8. Setelah pembuatan pola masing-masing part yang dibutuhkan selesai, selanjutnya kita memasuki proses perakitan. Untuk melakukan ini, kita membutuhkan lem atau perekat khusus.
  9. Tahap terakhir yaitu berupa penyemprotan dengan melamin. Hal ini dilakukan agar produk akhir menjadi lebih keras, kaku, tahan lama, mengkilat dan tentunya agar terlihat lebih menarik
  10. Kemudian kerajinan tangan yang terbuat dari bahan dasat tanaman eceng gondok siap digunakan dan dipasarkan.
X CLOSE
Advertisements
X CLOSE
Advertisements

Tinggalkan komentar